Sabtu, 28 Agustus 2010

Infertilitas Pria

Infertilitas


Keadaan di mana tidak terjadi kehamilan setidaknya 12 bulan setelah senggama tanpa kontrasepsi. Infertilitas merupakan masalah pasangan suami istri (pasutri) yang dihadapkan kepada kesukaran untuk punya anak.  Sekitar 10-12 % pasutri mengalami infertilitas. Faktor wanita berkisar sekitar 41 %, pria menyebabkan sekitar 24 %, kedua pihak sekitar 24 %, sedangkan 11 % sisanya tidak dapat ditunjukkan penyebabnya secara pasti.

Penyebab infertilitas pria :

  • Produksi sperma yang tidak normal (sekitar 60 %), yang dapat disebabkan karena kelainan genital, infeksi gondongan, faktor genetik, penyakit sistemik, varikokel, temperatur, antibodi sperma, obat-obatan, bahan toksik, radiasi, dll.
  • Adanya hambatan pada saluran sperma, sperma yang telah diproduksi testis harus melewati epididymis dan vas deferens sebelum diejakulasikan. Bila terjadi sumbatan konsentrasi sperma dapat menjadi nol (azoospermia).
  • Disfungsi seksual (sekitar 5 %), terjadi disfungsi ereksi dan ejakulasi yang disebabkan karena cidera sumsum tulang belakang, diabetes, pasca operasi daerah pelvis, penggunaan obat anti depresan dan obat anti hipertensi.
  • Gangguan hormonal

Alur pemeriksaan :

Dokter memerlukan informasi dari pasutri , mengenai :
  • Riwayat suami dan istri
  • Riwayat hubungan seksual pasutri
  • Riwayat kesehatan, mencakup penyakit atau tindakan operasi yang pernah dilakukan.
Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan fisik yang dilanjutkan dengan pemeriksaan analisis semen untuk menunjang kemudahan diagnosis dan penunjang lainnya bila diperlukan, seperti : hormonal, genetik, darah, urine atau juga analisis semen yang lebih khusus, misalnya : kultur semen, tes antibodi sperma, biokimia semen (fruktosa, alfaglukosidase).

Terapi infertilitas pria secara garis besar ada 2, yaitu konvensional dan teknologi reproduksi berbantu.

Pencegahan infertilitas pria yg dapat dilakukan :

  • Berhenti merokok
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Mengunakan celana dalam yang longgar, mudah menyerap keringat dan tidak ‘double’
  • Berhubungan seks yang aman

Informasi yang perlu anda ketahui mengenai pemeriksaan sperma :

  • Abstinentia seksual (tidak ejakulasi dengan cara apapun) selama 3-4 hari (rekomendasi WHO abstinentia 2 sampai 7 hari)
  • Keadaan pria hari pemeriksaan hendaknya cukup sehat, tidak dalam keadaan letih atau lapar dan cukup beristirahat
  • Cara pengeluaran semen terbaik dengan masturbasi di laboratorium, dan harus ditampung secara utuh.
  • Sebelum usaha pengeluaran semen dianjurkan untuk membersihan alat genitalia dengan air bersih dan sabun.
  • Dalam keadaan dimana pria tidak dapat mengeluarkan sperma di laboratorium, maka boleh yang bersangkutan mengeluarkan di tempat lain, misalnya di rumah dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  1. Masturbasi tidak diperkenankan memakai bahan pelicin seperti sabun, minyak dan lain-lainnya.
  2. Wadah penampung harus terbuat dari gelas yang sudah dicuci bersih dan dibilas berulang-ulang untuk menghilangkan sisa sabun / ditergen yang di pakai. Botol sebaiknya bermulut lebar, mempunyai volume 20-50 ml.
  3. Sperma yang sudah tertampung segera dalam waktu setengah jam sudah di serahkan kepada petugas laboratorium. Dalam perjalanan menuju laboratorium suhu sperma dipertahankan sekitar 25-35 derajat celsius, misalnya dalam kantong pakaian yang dikenakan.